Latest Post

Penelitian adalah sebuah kegiatan ilmiah, dan kegiatan imiah erat kaitannya dengan ilmu. Melalui sebuah penelitian akan dibangun ilmu baru dan pasti memerlukan landasan ilmu yang telah ada sebelumnya. Alasan inilah yang menyebabkan pentingnya kajian pustaka dalam sebuah penelitian. Melalui kajian pustaka akan dibangun kerangka terori dan kerangka berpikir penelitian.
Kerangka teori merupakan landasan pijak sekaligus memberikan arah sehingga kita dapat melakukan penelitian sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Menulis kajian teori berarti menuangkan pendapat ahli terkait dengan variabel yang kita teliti dalam bentuk kutipan baik langsung maupun tidak langsung kemudian mengkajinya dengan cara membanding-bandingkan dan memberi makna dalam bentuk interpretasi. Hasil kajian pustaka ini digunakan oleh peneliti sebagai kerangka teori yang berfungsi sebagai landasan dan gambaran bagi peneliti dalam melakukan proses penelitian. Dadalam penelitian kuantitaif, kerangka teori menjadi dasar dalam pengembangan instrumen penelitian.  Tanpa dukungan teori yang kuat maka sulit penelitian kuantitatif dapat dilakukan.
Menyusun kajian pustaka merupakan kegiatan membaca dan memahami referensi mengenai variabel penelitian. Dalam PTK dikenal dengan variabel masalah dan variabel tindakan. Setelah peneliti mengumpulkan hasil bacaan kemudian menuangkannya dalam satu bangunan kerangka teori yang cukup dalam dan tuntas. Kajian tersebut tidak sekedar rangkuman hasil bacaan berbentuk kutipan definisi tentang variabel, akan tetapi membahas tuntas setiap variabel.
Dalam perencanaan PTK ditetapkan masalah dan perlakuan atau tindakan yang akan digunakan sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi. Masalah yang diangkat harus dipahami benar oleh peneliti melalui kajian pustakan. Demikian juga penetapan tindakan tidak bisa dilakukan dengan menebak, atau berdasarkan rasa senang terhadap sebuah tindakan melainkan harus dilakukan melalui kajian pustaka. Jadi sebenarnya kajian pustaka sudah dilakukan peneliti para pra-PTK dan dalam proposal baru dituliskan dalam bab 2.
Seperti juga menulis paparan bagian lainnya, sebaiknya Anda menyusun kerangka tulisan sebelum menguraikannya. Hal itu akan sangat membantu Anda dalam mencari referensi. Adapun apabila dalam referensi ditemukan bagian yang belum terdaftar dalam kerangka karangan Anda dapat menambahkannya. Demikian juga apabila dalam referensi Anda tidak menemukan teori mengenai salah satu bagian yang telah ditulis dalam kerangka maka Anda dapat membuangnya atau menggantinya.
Penulisan kajian teori diawali dengan mambahas variabel masalah atau variabel dampak (what) kemudian disusul dengan pembahasan variabel perlakuan (how). Setiap bagian kemudian diurainakn sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini contoh sistimatika untuk PTK Ibu Siti.
  1. Keterampilan Berbahasa
    • Definisi
    • Jenis keterampilan berbahasa
    • Kompetensi Dasar keterampilan berbahasa
    • Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
    • Metode pembelajaran keterampilan berbahasa
  2. Metode 5W+1H
    • Definisi
    • 5W+1H sebagai metode pembelajaran
    • Prosedur pembelajaran
    • Media yang digunakan
    • Kelebihan dan kekurangan
Apabila variabel masalah ada dua maka dua-duanya dikaji. Jadi sistematikanya akan menjadi seperti berikut.
  1. Variabel masalah A
    • Sub bagian 1
    • Sub bagian 2
    • Sub berikutnya
  2. Variabel masalah B
    • Sub bagian 1
    • Sub bagian 2
    • Sub berikutnya
  3. Variabel tindakan
    • Sub bagian 1
    • Sub bagian 2
    • Sub berikutnya
Mutu kajian pustaka tidak terletak pada jumlah kutipan dan jumlah paparan yang Anda tulis melainkan isi dan mutu referensi. Sekali lagi ditegaskan bahwa kajian pustaka bukan rangkuman teori atau kumpulan pendapat para ahli, melainkan kajian atau bahasan. Mengjaki atau membahas artinya membandingkan dan memberi interpretasi dengan konteks penelitian kita.
Anda boleh menggunakan berbagai macam referensi namun harus yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiauh. Jenis-jenis referensi yang dapat digunakan seperti buku, jurnal, majalah, koran,  sumber elektronik seperti CD, dan web. Referensi web yang dapat digunakan hanya web-web tertentu yang dianggap ilmiah dan bermutu. Diupayakan referensi yang digunakan adalah terbitan terbaru, jangan sampai menggunakan sumber yang terbit 10 tahun lalu. Sebaiknya Anda melakukan kajian terhadap sumber yang jumlahnya memadai. Di kampus-kampus disyaratkan kepada mahasiswa untuk mengkaji sedikitnya 5 sumber untuk setiap variabel. Anda sebaiknya juga mengupayakan hal itu.
Bagi Anda yang tinggal di daerah biasanya kesultan memperoleh referensi. Banyak cara untuk memperolehnya. Yang pertama Anda bisa menyempatkan diri pergi ke perpustakaan kampus untuk membaca referensi. Kedua Anda dapat memesan referensi kepada teman yang ada di kota. Ketiga Anda bisa sharing referensi dengan teman lain.
Tidak ada penelitian yang tidak didasari dengan kajian pustaka dan menulis. Inilah yang menyebebakan wawasan Anda lebih luas dan dalam mengenai pembelajaran. Sejak kecil kita seudah belajar membaca dan menulis. Jadi membaca dan menulis tidak sulit karena merupakan pekerjaan kita sehari-hari sejak kecil.
Selamat membaca dan menlis.

Sumber : http://djj.bdkjkt.org/

Bagian dari susunan laporan karya tulis ilmiah adalah lampiran daftar pustaka yang berisi semua sumber yang telah dikutip pada bab-bab sebelumnya. Oleh karena itu, jenis dan jumlah daftar rujukan yang dimasukkan dalam daftar pustaka harus sama dengan yang dikutip sehingga hasil penelitian terbebas dari plagiasi.
Sumber rujukan dalam penelitian apapun jenisnya berbeda beda, bisa berasal dari buku-buku, majalah atau koran, jurnal maupun dari internet. Teknik penulisan daftar pustaka dibuat satu spasi, menggunakan pola alfabetis, nama penulis dibalik, baris kedua dan selanjutnya menjorok dan penulisannya disesuaikan dengan sumbernya, seperti:
  1. Rujukan dari buku: Anderson, Lorin W. 1989. The Efective Teacher. New York :  McGraw-Hill.
  2. Rujukan dari majalah atau Koran: Mulyana, Nana.  Pendidikan Bagi Anak Bangsa. Jakarta : Kompas, edisi 6 Februari 2011.
  3. Rujukan jurnal : Arthur, Linet, Harriet Marland, Amanda Pillc and Tony Read. 2010. School Culture and Postgraduate Professional Development: Delineating the Enabling School. Professional Development in Education. Vol. 36, No. 3, September 2010.
  4. Rujukan dari internet:  McNamara, Carter. 2000. Overview of Leadership in Organization. (Online). Tersedia:http://www.mapnp.org/library/leadership/htm. (Diakses: 28 Juli, 2013).



Sumber : http://djj.bdkjkt.org/

Ketika masalah telah memenuhi lima kriteria maka saatnya menentukan tindakan atau perlakuan. Yang dimaksud dengan tindakan adalah terapi yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melakukan PTK. Dalam contoh kedokteran misalnya penderita struk diterapi dengan akupunctur sampai struknya sembuh. Dalam kasus Ibu Siti dengan masalah rendahnya kemampuan menangkap informasi rinci dari teks, tindakan apa yang secara ilmiah dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tersebut?
Alternatif tindakan akan sangat beragam namun peneliti harus memilih salah satu yang paling tepat. Oleh karena itu tindakan yang dipilih harus memiliki syarat tertentu. Syarat pertama, tindakan harus terkait dengan penyebab masalah. Ini syarat substansial yang harus dipenuhi. Seorang dokter apabila memberikan resep obat maka harus mempertimbangkan apa penyebab dari penyakit yang diderita pasien. Kalau tidak maka dokter akan memberi obat yang salah dan akibatnya bisa fatal. Demikian juga dalam PTK, tindakan yang berfungsi sebagai obat untuk menyelesaikan masalah harus dipilih dengan pertimbangan penyebab dari masalah. Misalnya pada kasus Ibu Siti jika penyebab rendahnya kemampuan yang ditemukan adalah tidak tepatnya metode pembelajaran yang digunakan maka tindakan yang dipilih adalah menerapkan metode tertentu. Akan tidak tepat kalau Ibu Siti memilih tindakan penerapan media pembelajaran.
Kedua, tindakan yang dipilih harus teoretis. Yang dimaksud dengan teoretis adalah berdasarkan kajian teori. Kalaupun tindakan berupa sebuah inovasi yang belum ada dalam referensi maka harus diungkapkan landasan dari inovasi tersebut.
Ketiga tindakan sebaiknya yang belum pernah dilakukan sebelumnya dalam praktek pembelajaran sehari-hari. Mungkin tindakan yang dipilih merupakan sebuah inovasi atau penerapan dari teori yang up todate, misalnya sebuah model pembelajaran yang dikembangkan dari teori Multiple Intellegence yang selama ini belum banyak dilakukan.
Terakhir tentu saja tindakan harus sesuai dengan kemampuan, baik dari segi pendidik, sarana dan biaya. Ketika peneliti memilih tindakan yang inovatif dan bagus namun apa maknanya apabila kompetensi, sarana atau biaya tidak memungkinkan.
Berdasarkan pertimbangan terhadap syarat-syarat di atas maka langkah yang harus dilakukan peneliti dalam menentukan tindakan untuk PTK adalah pertama menelaah sebab-sebab terjadinya masalah, kedua mencari referensi terkait dengan penyebab masalah tersebut. Ketika melakukan telaah sebab akan ditemukan lebih dari satu sebab, peneliti harus menilai mana yang menjadi sebab utama. Demikian juga ketika mengkaji referensi akan ditemukan lebih dari satu tindakan yang mungkin dilakukan dan peneliti harus memilih satu tindakan yang paling tepat dan mungkin dilakukan.
Dalam PTK variabel pertama adalah variabel masalah dan variabel kedua  adalah variebel tindakan. Ketika Anda melakukan kegatain pra-PTK Anda harus sudah melakukan kajian terhadap setiap variabel. Melalui kajian tersebut Anda harus menemukan bahwa secara teoretis  variebel tindakan memiliki peluang besar untuk mempengaruhi variabel masalah. Kalau Anda tidak menemukan hubungan tersebut maka Anda harus mengganti variabel tindakan.
Conotoh sederhana. Variabel pertama curah hujan di kaliamntan, variabel kedua intensitas banjir di Jakarta. Sekilas ada hubungan karena hujan berkaitan dengan air dan hujan di Jakarta juga berhubungan dengan air. Tapi apakah logis kesimpulan bahawa curah hujan di Kalimantan berhubungan dangan, atau menyebebkan banjir di jakarta? Tentu tidak logis. Itu berarti kerangka berpikir yang digunakan keliru. Artinya penelitian tersebut secara paradigmatik tidak ilmiah dan harus mengganti variabel. Sebaiknya variabel pertama curah hujan di Bogor, varibel kedua intensitas banjir di Jakarta.
Contoh pada kasus Ibu Siti,berdasarkan kaji masalah maka dirumuskan tema dan masalah berikut:
Tema                  : Kemampuan membaca.
Masalah              : Rendahnya kemampuan peserta didik dalam menemukan informasi rinci dari teks.
Tindakan apa yang tepat untuk meningkatkan kemampuan menemukan informasi rinci dari teks? Langkah pertama untuk menjawabnya adalah mengkaji sebab dari masalah tersebut. Dalam kausus ini penyebab masalah sebagai berikut: Pada umumnya teks terdiri dari informasi terkait dengan 5 pertanyaan, yaitu apa, siapa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana. Para peserta didik banyak yang tidak memahami hal itu dan menurut pengalaman Bu Siti, memang para peserta didik tidak dilatih untuk menemukan informasi rinci berdasarkan karakter dan struktur teks tersebut.
Langkah berikutnya adalah mengkaji referensi. Dalam langkah ini peneliti harus membaca referensi terkait dengan tema focus masalah. Fungsi utama dari kaji referensi adalah memahami seluk beluk masalah dan merupakan upaya untuk mencari alternatif  tindakan. Yang harus didahulukan adalah memahami lebih dahulu anatomi masalahnya, baru kemudian memilih alternatif tindakan.  Urutan tersebut harus dilakukan karena alternatif tindakan akan sulit ditemukan sebelum peneliti memahami benar masalahnya.
Bisa jadi tindakan yang dipilih oleh peneliti adalah sebuah inovasi. Pilihan ini sangat baik dan itu sebenarnya yang diharapkan melalui sebuah PTK, yaitu menemukan teknik pembelajaran baru. Namun demikian tentu tidak ada sebuah inovasi yang tidak didasari oleh teori sebelumnya. Pasti ada referensi terkait dengan inovasi tersebut.
Dalam kasus Bu Siti, setelah menelaah referensi dan diskusi dengan teman sejawat ditemukan sebuah inovasi metode untuk melatih para peserta didik terampil menemukan informasi rinci dari teks.Bu Siti dan kolega menyebutnya metode 5W + 1H. Dalam pelaksanaan PTK Bu Siti akan melatih siswa agar terampil menemukan informasi rinci dengan menerapkan pola pertanyaan what-who-when-where-why dan how. Kepada peserta didik akan disodorkan teks kemudian mereka akan mencari informasi untuk menjawab keenam pertanyaan tersebut. Latihan ini akan dilakukan berkali-kali dalam bentuk bersiklus tindakan sehingga kelihatan peningkatannya.
Pada kasus Bu Siti maka tema, masalah dan tindakan dapat ditulis sebagai berikut:
Tema               : Kemampuan membaca.
Masalah        : Rendahnya kemampuan peserta didik dalam menemukan informasi rinci dari teks.
Tindakan         : Penerapan metode latihan mencari informasi berpola pertanyaan 5W + 1 H
Beberapa contoh tema, masalah dan tindakan dilihat di bawah ini.
Mata Pelajaran IPA
Tema               : Kemampuan kerja ilmiah.
Masalah          : Rendahnya kemampuan menyusun kesimpulan berdasarkan data hasil pengamatan.
Tindakan         : Penerapan model Inquir
Mata Pelajaran Kimia
Tema               : Penguasaan konsep kimia
Masalah           : Rendahnya hasil belajar pokok bahasan Kimia Lingkungan
Tindakan          : Penerapan metode proyek pembuatan film tentang pencemaran lingkungan
Mata Pelajaran Agama
Tema               : Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih
Masalah           : Rendahnya hasil mata pelajaran Fiqih
Tindakan          : Penerapan sistem modular
Mata Pelajaran Matematika
Tema               : Pemahaman konsep volume bangun ruang
Masalah          : Sulitnya menerapkan konsep volume bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari
Tindakan         : Penerapan pendekatan Realistic Matematic
Mata pelajaran Sejarah
Tema               : Kemampuan bernalar
Masalah           : Rendahnya kemampuan penalaran sejarah
Tindakan          : Penerapan pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP)
Mata Pelajaran IPS
Tema               : Keberanian mengungkapkan pendapat
Masalah          : Rendahnya kemampuan mengemukakan pendapat pada mata pelajaran IPS
Tindakan         : Penggunaan media komik tanda kata
Bagi pendidik yang mengajar di sekolah/madrasah unggulan mungkin ada yang tidak menemukan masalah pembelajaran. Semuanya sudah establish, fasilitas memadai, peserta didik tidak bermasalah dan kualitas pembelajaran sudah baik. Namun demikian sebanarnya tidak ada alasan tidak melakukan PTK karena PTK bukan hanya bertujuan menyelesaikan kelemahan-kelemahan, melainkan juga meningkatkan mutu. Apabila sebuah pembelajaran sudah baik maka boleh jadi melakukan PTK untuk meningkakannya agar lebih baik misalnya bagaimana meningkatkan hasil belajar melalui penerapan konsep  e-learning, bagaimana strategi pembelajaran untuk kelas akselerasi  dan sejenisnya.

Sumber : http://djj.bdkjkt.org/

Keberhasilan penelitian tindakan berbeda dengan penelitian lainnya yang didasarkan pada seberapa baik metodologi yang digunakan dan seberapa besar hasil penelitian itu dapat dipercaya. Khusus pada penelitian tindakan, keberhasilannya selain dilihat dari dua hal di atas, juga memperhatikan tingkat keefektifan tindakan yang dilakukan dalam meningkatkan kondisi tertentu sebagai variabel dampaknya.
Untuk menentukan bahwa perlakukan yang digunakan itu efektif dan memiliki dampak terhadap perubahan variabel lainnya maka harus ditentukan standar atau patokan yang membatasi bahwa perlakuan itu telah berhasil. Secara pasti tidak ada pembatasan mutlak untuk mengukur keberhasilan sebuah PTK, akan tetapi pada umumnya pembatasan ini minimal 60 % baik dari skor yang harus dicapai maupun besaran jumlah responden sebagai subyek penelitian.
Penentuan standar atau patokan keberhasilan dalam PTK ditentukan oleh peneliti itu sendiri dengan memperhatikan kondisi dan kemampuan subyek penelitian. Apabila subyek penelitian memiliki kemampuan yang cukup baik maka sangat memungkinkan patokan keberhasilannya dibuat lebih dari 60 %, akan tetapi jika sebaliknya, maka cukup dipatok 60 %. Contoh : ……” PTK ini dikatakan berhasil apabila siswa telah mencapai skor KKM minimal 70 dengan jumlah minimal 75 % dari total siswa…..”.
INSTRUMEN DAN PENGOLAHAN DATA

Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen dalam penelitian dapat berupa tes dan non tes. Instrumen berupa tes dibuat untuk mengukur kemampuan atau keterampilan tertentu. Tes ini dapat berupa tes lisan, tes tertulis ataupun tes performance tergantung pada jenis kemampuan atau keterampilan apa yang diinginkan. Sedangkan instrumen jenis non tes diantaranya sebagai berikut:
a.  Observasi langsung
Pengamatan data dengan observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan terjun langsung kedalam obyek penelitian. Oberservasi ini dapat dilakukan dengan cara terlibat dan beraktivitas bersama-sama dengan obyek yang diteliti atau hanya sebagai pengamat saja.
b.  Wawancara
Wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka. Teknik ini bisa terstruktur dengan item-item pertanyaan yang telah disiapkan ataupun wawancara bebas.
c.  Daftar pertanyaan
Daftar pertanyaan (kuesioner) adalah seperangkat pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian. Bentuk kuesioner ini bisa berbentuk tertutup artinya pilihan jawaban sudah disediakan peneliti, atau terbuka berupa pertanyaan essey, atau semi terbuka artinya pilihan jawaban sudah disiapkan akan tetapi diberikan jawaban kosong yang disediakan bilamana responden merasa tidak ada yang cocok dengan jawaban yang telah disediakan.
d. Catatan lapangan
Catatan lapangan dilakukan untuk mengetahui kejadian-kejadian, fakta, dan interaksi yang terjadi di kelas selama dilakukan proses pebelajaran. Instrumen yang digunakannya adalah lembar catatan sesuai dengan jenis datanya.

Menentukan instrumen pengumpul data harus memperhatikan variabel yang akan diukur. Kalau variabel yang akan diukur ada dua maka setidaknya kta membutuhkan 2 instrumen. Untuk memudahkan merancang instrumen pengumpul data maka buatlah matriks identifikasi seperti berikut.

VARIABEL
METODE PENGUMPUL DATA
INSTRUMEN PENGUMUL DATA
Keretampilan menangkap isi teks
Tes tulis
Soal
Suasana belajar
Pengamatan, wawancara,
Tabel pengamatan,  anecdotal record(catatan hal-hal penting), daftar pertanyaan lisan, kamera.

Teknik analisis dan penafsiran data
Analisis dan penafsiran data merupakan bagian yang penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis dan penafsiran data tersebut, maka data yang dihasilkan dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah-masalah yang diteliti. Data yang diperoleh dari lapangan akan tidak bermakna bahkan sia-sia jika tidak dilakukan analisis dan penafsiran mendalam sehingga mampu memberikan penjelasan bahkan prediksi terhadap apa yang akan terjadi.
Teknik analisis data adalah penjelasan tentang tata cara dan perangkat statistik yang digunakan menganalisis data penelitian, apakah berbentuk deskriptif, komparatif, atau asosiatif.
Teknik analisis deskriptif dilakukan untuk membuat gambaran suatu  obyek penelitian secara mendetil dan akurat sehingga memberikan makna yang jelas atas dari yang didapatkan dari lapangan. Oleh karena itu, dalam teknik ini perlu dijelaskan bagaimana peneliti akan menyajikan data yang dihasilkan dari lapangan, apakah dengan kategorisasi, persentase atau klasifikasi lainnya.
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk mengolah data yang didapatkan dari lapangan. Secara umum ada dua macam analisis data yaitu:
a.  Data kualitatif
Analisis data kualitatif dengan cara membuat klasifikasi, pengelompokkan dan penafsiran data yang diperoleh.
b.  Data kuantitatif
Analisis data kuantitatif yang diperoleh dari lapangan dengan menggunakan rumus persen yaitu skor perolehan dibagi skor ideal dikalikan 100 sehingga diketahui sebaran data yang rendah, sedang dan tinggi.
Setelah data dianalisis baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dengan menggunakan statistik, maka perlu dijelaskan secara seksama melalui tafsir dan uraian tentang apa makna dibalik data yang ditemukan. Lebih baik lagi jika dalam penafsiran data diberikan penguatan dengan menjelaskan dukungan teori sebagai pisau analisis yang mengkaji temuan hasil penelitian sehingga apa yang telah didapatkan dari lapangan secara empirik dapat dibuktikan pula secara teoritik. Jika demikian, maka hasil penelitian dapat memberikan arti bagi kehidupan sesuai dengan fokus dan lokusnya yang kemudian bisa digunakan dalam pengambilan keputusan, penetapan kebijakan dan pemecahan masalah lainnya. 

Proposal penelitian merupakan produk akademik atau karya ilmiah sebagai sebuah karya intelektual. Apabila proposal yang kita susun ingin masuk ke dalam kategori tersebut maka harus memenuhi criteria tertentu, diantaranya:
  1. Sistimatis: susunan komponennya rapih, menggambarkan urutan dari yang harus didahulukan ke komponen berikutnya yang menggunakan landasan komponen terdahulu.  Misalnya, latar belakang harus diletakkan di awal sebelum rumusan masalah.
  2. Logis: latar belakang, rumusan masalah, solusi yang diajukan, teknik penelitian yang akan digunakan harus masuk akal. Selain itu,perlu disesuaikan dengan kemampuan,  tidak mengawang-ngawang, tidak terlalu rendah (sesuai dengan tingkatan), mungkin dilakukan dalam situasi yang ada, potensi SDM dan fasilitas tersedia atau dapat disediakan; dan biayanya terjangkau.
  3. Teoretik: landasan teori, kerangka berpikir, hipotesis tindakan, tindakan yang akan dilakukan, metode penelitian, instrument penelitian dan pembahasan harus dilandaskan kepada teori. Kalau tidak teoretik maka tidak dapat dikategorikan ilmiah. Kalau tidak ilmiah maka bukan penelitian. Oleh karena itu, peneliti dan kolaborator harus cukup membaca referensi terkait dengan variable dan metode penelitian, khusunya metode penelitian tindakan kelas.
  4. Simpel: proposal harus dapat dipahami oleh orang-orang yang terlibat oleh karena itu,harus memperhatikan siapa mereka. Tema penelitian sesuai dengan kebutuhan, kata-kata yang digunakan sederhana (tidak berbelit-belit) dan mudah dipahami,  kalimat tidak terlalu panjang sehingga sulitdi pahami, komponen proposal tidak berlebihan dan penampilan tidak mencolok.
  5. Menarik: tampilan proposal harus mengundang orang untuk terdorong membacanya. Diberi halaman muka berwarna dengan tatatulis yang artistik. 
Penilaian proposal menggunakan criteria tersebut di atas tentu hasilnya relative tergantung kepada siapa yang menilanya namun setidaknya dapat dijadikan panduan untuk menilai kelayakan sebuah proposal bagi penyusun.
Secara umum, komponen sebuah proposal terdiri dari tiga bagian saja yaitu pendahuluan, landasanteori dan metodologi penelitian. Proposal PTK sebenarnya lebih mirip proposal penelitian kuantitatif dari pada proposal penelitian kualitatif. Oleh karena itu, tidak terlalu sulit karena lebih banyak guru di Indonesia pernah melakukannya. Meskipun demikian, perlu ditambahkan komponen-komponen pelangkap seperti judul penelitian, daftar pustaka dan lampiran-lampiran.  Berikut ini komponen dan sistematika proposal PTK yang dimodifikasi dari buku yang ditulis oleh Professor Supardi dan Profesor Suharjono, yaitu:
HalamanJudul
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar gambar dan tabel
Bab      I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tindakan
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Bab   II. KAJIAN PUATAKA
A. Kajian mengenai variabel (what)
B. Kajian mengenai tindakan (how)
C. Kerangka berpikir
D. HipotesisTindakan (bila perlu)
Bab  III. Metodologi Penelitian
A. Setting Penelitian
B. Prosedur Penelitian
C. Metode Pengumpulan DataTeknik analisis data
  1. Jenis data
  2. Sumber data
  3. Instrumen pengumpul data
D. Indikator Keberhasilan
    Daftar Pustaka
    Lampiran
    1. RPP yang akan digunakan dalam PTK
    2. Materi terkait dengan PTK
    3. Instrumen pengumpul data
    4. Bio data peneliti dan kolaborator
    Sub-sub komponen yang tertulis di atas tentu saja tidak baku melainkan harus disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya dalam bab pendahuluan dapat ditulis sub bab identifikasi dan pembatasan masalah, atau dalam bab kajian teori dan pustaka memuat sub bab yang memaparkan teori tentang setiap variable penelitian. Demikian juga dalam hal penomoran daftar isi bias menggunakan abjad ataupun nomor, bisa juga di dalam bentuk nomor seperti.
    Pemilihan teknik penomoran sangat bebas tergantung dari kesukaan dan efektifitas yang penting adalah konsistensi dari awal hingga akhir. Agar tidak menyulitkan dalam editing disarankan untuk mengetik dengan seting penomoran otomatis yang ada dalam fungsi software olah kata. Dalam Microsoft Word  terdapat fungsi multilevel list yang dapat membantu member nomor secara otomatis.

    Sumber : http://djj.bdkjkt.org/

    Instrumen Pengumpulan Data
    Instrumen dalam penelitian dapat berupa tes dan non tes. Instrumen berupa tes dibuat untuk mengukur kemampuan atau keterampilan tertentu. Tes ini dapat berupa tes lisan, tes tertulis ataupun tes performance tergantung pada jenis kemampuan atau keterampilan apa yang diinginkan. Sedangkan instrumen jenis non tes diantaranya sebagai berikut:
    Observasi langsung
    Pengamatan data dengan observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan terjun langsung kedalam obyek penelitian. Oberservasi ini dapat dilakukan dengan cara terlibat dan beraktivitas bersama-sama dengan obyek yang diteliti atau hanya sebagai pengamat saja.
    Wawancara
    Wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka. Teknik ini bisa terstruktur dengan item-item pertanyaan yang telah disiapkan ataupun wawancara bebas.
    Daftar pertanyaan
    Daftar pertanyaan (kuesioner) adalah seperangkat pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian. Bentuk kuesioner ini bisa berbentuk tertutup artinya pilihan jawaban sudah disediakan peneliti, atau terbuka berupa pertanyaan essey, atau semi terbuka artinya pilihan jawaban sudah disiapkan akan tetapi diberikan jawaban kosong yang disediakan bilamana responden merasa tidak ada yang cocok dengan jawaban yang telah disediakan.
    Catatan lapangan
    Catatan lapangan dilakukan untuk mengetahui kejadian-kejadian, fakta, dan interaksi yang terjadi di kelas selama dilakukan proses pebelajaran. Instrumen yang digunakannya adalah lembar catatan sesuai dengan jenis datanya.
    Menentukan instrumen pengumpul data harus memperhatikan variabel yang akan diukur. Kalau variabel yang akan diukur ada dua maka setidaknya kta membutuhkan 2 instrumen. Untuk memudahkan merancang instrumen pengumpul data maka buatlah matriks identifikasi seperti berikut.
    VARIABEL
    METODE PENGUMPUL DATA
    INSTRUMEN PENGUMUL DATA
    Keretampilan menangkap isi teks
    Tes tulis
    Soal
    Suasana belajar
    Pengamatan, wawancara,
    Tabel pengamatan,  anecdotal record(catatan hal-hal penting), daftar pertanyaan lisan, kamera.

    Teknik analisis dan penafsiran data
    Analisis dan penafsiran data merupakan bagian yang penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis dan penafsiran data tersebut, maka data yang dihasilkan dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah-masalah yang diteliti. Data yang diperoleh dari lapangan akan tidak bermakna bahkan sia-sia jika tidak dilakukan analisis dan penafsiran mendalam sehingga mampu memberikan penjelasan bahkan prediksi terhadap apa yang akan terjadi.
    Teknik analisis data adalah penjelasan tentang tata cara dan perangkat statistik yang digunakan menganalisis data penelitian, apakah berbentuk deskriptif, komparatif, atau asosiatif.
    Teknik analisis deskriptif dilakukan untuk membuat gambaran suatu  obyek penelitian secara mendetil dan akurat sehingga memberikan makna yang jelas atas dari yang didapatkan dari lapangan. Oleh karena itu, dalam teknik ini perlu dijelaskan bagaimana peneliti akan menyajikan data yang dihasilkan dari lapangan, apakah dengan kategorisasi, persentase atau klasifikasi lainnya.
    Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk mengolah data yang didapatkan dari lapangan. Secara umum ada dua macam analisis data yaitu:
    Data kualitatif
    Analisis data kualitatif dengan cara membuat klasifikasi, pengelompokkan dan penafsiran data yang diperoleh.
    Data kuantitatif
    Analisis data kuantitatif yang diperoleh dari lapangan dengan menggunakan rumus persen yaitu skor perolehan dibagi skor ideal dikalikan 100 sehingga diketahui sebaran data yang rendah, sedang dan tinggi.
    Setelah data dianalisis baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dengan menggunakan statistik, maka perlu dijelaskan secara seksama melalui tafsir dan uraian tentang apa makna dibalik data yang ditemukan. Lebih baik lagi jika dalam penafsiran data diberikan penguatan dengan menjelaskan dukungan teori sebagai pisau analisis yang mengkaji temuan hasil penelitian sehingga apa yang telah didapatkan dari lapangan secara empirik dapat dibuktikan pula secara teoritik. Jika demikian, maka hasil penelitian dapat memberikan arti bagi kehidupan sesuai dengan fokus dan lokusnya yang kemudian bisa digunakan dalam pengambilan keputusan, penetapan kebijakan dan pemecahan masalah lainnya.

    Sumber: http://djj.bdkjkt.org/

    E-mail account adalah fasilitas standard yang Anda miliki dari layanan web hosting IndoTarget.Net dan Live.Biz.Id. Dalam tutorial webhosting berikut kami akan menyajikan cara mengelola e-mail account termasuk di dalamnya membuat, menghapus, dan mengedit e-mail account melalui cPanel.

    Membuat e-mail Account
    1. Login ke cPanel
    2. Klik pada menu E-Mail Account
    3. Silahkan isi dan lengkapi form paling atas dari halaman tersebut :
      • E-mail : silahkan diisi dengan e-mail yang akan dibuat. Misal Anda ingin membuat e-mail dengan alamat yoga@namadomainanda.com, isi dengan yoga saja
      • Password : isi dengan password dari e-mail account yang ingin dibuat. Lalu isikan lagi password yang sama pada isian “Password (Again)”
      • Password strength secara otomatis akan mengukur tingkat kesulitan password yang Anda buat. Semakin tinggi nilainya, semakin aman password Anda
      • Mailbox Quota : isi dengan kapasitas e-mail yang dikehendaki
      • Mailbox quota harus disesuaikan dengan total kapasitas account hosting yang Anda miliki. 
    4. Klik tombol Create
    5. Akan muncul halaman berikutnya dengan keterangan “Account Created” yang artinya account e-mail telah berhasil dibuat
    6. Selanjutnya Anda dapat mengakses e-mail tersebut menggunakan WebMail atau Outlook, tergantung pilhan Anda
    7. Untuk mengakses e-mail menggunakan webmail, silahkan akses ke http://webmail.namadomainanda.com lalu masukkan alamat e-mail yangg telah dibuat (misal : yoga@namadomainanda.com – harus lengkap dengan @namadomainanda.com). Lebih detail, silahkan simak artikel tentang Mengakses e-mail Menggunakan Webmail
    Simak Video Tutorial Cara Membuat E-mail Account di cPanel

    MKRdezign

    {facebook#http://www.facebook.com/c47ur1980} {twitter#http://twitter.com/c47ur1980} {google-plus#http://plus.google.com/u/0/+CaturYogaMeiningdiasoke} {pinterest#http://www.pinterest.com/c47ur1980} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UCuK3oOO6zZmaOfbh3kw63pw} {instagram#https://www.instagram.com/caturyogam/}

    Formulir Kontak

    Nama

    Email *

    Pesan *

    Gambar tema oleh enjoynz. Diberdayakan oleh Blogger.
    Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget