Juni 2015



(Cross-posted on the Google for Work Blog.)

Classroom debuted last year to help teachers and students save time and collaborate with each other, and since then we’ve been working on how to make sure it worked well with other products that educators love and use in their classes.

Starting today, developers can embed the Classroom share button and sign up for the developer preview of the Classroom API. These tools make it easy for developers to seamlessly integrate with Classroom in ways that help teachers and students — like letting teachers create assignments directly from Quizlet, Duolingo, PBS and many other favorites.

We’ve also got other updates to tell you about, including whitelisted domains and notifications in the Classroom mobile app. 

Classroom API

The Classroom API allows admins to provision and manage classes at scale, and lets developers integrate their applications with Classroom. Until the end of July, we’ll be running a developer preview, during which interested admins and developers can sign up for early access. When the preview ends, all Apps for Education domains will be able to use the API, unless the admin has restricted access.

By using the API, admins will be able to provision and populate classes on behalf of their teachers, set up tools to sync their Student Information Systems with Classroom, and get basic visibility into which classes are being taught in their domain. The Classroom API also allows other apps to integrate with Classroom.

A few developers have been helping us test the API, and we’re excited to share a few examples of what they’ve built: 
  • The New Visions CloudLab (makers of Doctopus) built rosterSync for Sheets, an add-on integrated with Classroom. Harnessing the power of Google Sheets, admins can sync data from any student information system with Classroom.
  • Alma, a hybrid student information and learning management platform, will let schools easily create and sync their class rosters directly to Classroom with just a few clicks. And if an admin adds a student to a class in Alma, that student will get automatically added in the Classroom class. See more in their demo video.
  • And if you use Pear Deck, it’s now easy to start an interactive Pear Deck session with any of your Classroom classes. Just click “Invite from Google Classroom,” choose a class and your students will automatically be invited. Pear Deck will always use your current roster of students from Classroom, so you don’t have to keep rosters up to date across apps.

In the Admin Console, admins will be able to restrict whether teachers and students in their domain can authorize apps to access their Google Classroom data. And we don’t permit other apps to use Classroom data from the API for any advertising purposes. 

Classroom share button


Today we’re also introducing the Classroom share button, a simple way for developers – or schools – to allow teachers and students to seamlessly assign or turn-in links, videos and images from another webpage or product.

The share button only requires a few lines of JavaScript, and you can customize the button to meet the needs of your website. When teachers and students click the button, they can quickly share to Classroom without having to leave the site they’re on. More than 20 educational content and tool providers have already committed to integrating the Classroom share button, including: 

To get started or learn more about either the API or integrating the share button, visitdevelopers.google.com/classroom. And let us know what you’re building using the #withclassroom hashtag on Twitter or G+. As always, we’re looking forward to hearing your feedback and making sure that we’re addressing top needs. We’ll use the developer community site Stack Overflow to field technical questions and feedback about the Classroom API. Please use the tag google-classroom.

Other new Classroom and Google Apps for Education features
  • Whitelisted domains: The ability to whitelist domains will be rolling out over the next few weeks. We shared this with you in March; we’re excited that now you’ll be able to whitelist other Google Apps for Education domains so students, teachers or staff in different domains can effectively work together in Drive and Classroom.
  • Mobile Classroom notifications: In the next few weeks, we’ll be adding mobile notifications in our iOS and Android app. Students can immediately see when they’ve got a new assignment or grade, a note from their teacher or a comment from a fellow student.
  • Re-use previous posts: If you used Classroom this year and want to reuse your assignments or materials in future classes, we’ve got you covered. In August, we’re planning to roll out the ability for you to reuse assignments and posts from old classes. Stay tuned for more details.
  • Easier provisioning of Google Apps accounts for your domain: Creating a large number of Google Apps for Education accounts can be challenging. Last week we introduced a new API to generate available usernames and create Google Apps accounts in your domain: account provisioning for Google Apps. It can be used in a website where users create their own accounts or in a script that creates accounts in bulk.
We hope these additions will make it easy to use Classroom alongside all of your favorite educational tools.

Reff: http://googleforwork.blogspot.com/2015/06/new-ways-to-integrate-with-Google-Classroom.html

Kepada guru dan pegawai MAN 9 Jakarta, menindaklanjuti surat Inspektur Jenderal Kementerian Agama RI Nomor: Set.IJ/2.a/OT.00/0625/2015 tanggal 29 Mei 2015 Perihal Data Wajib Lapor LHKASN di Lingkungan Kementerian Agama, maka kami sampaikan Password untuk login ke: https://siharka.menpan.go.id/ yang kami kirimkan ke email resmi guru dan pegawai MAN 9 Jakarta untuk dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dimaksud.
Pelaporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) paling lambat sebelum tanggal 30 Juni 2015, oleh karena itu, untuk guru dan pegawai MAN 9 Jakarta wajib membuat dan mengirimkan LHKASN secara online paling lambat hari Jum'at tanggal 25 Juni 2015.
Presentasi Sosialisasi LHKASN 2015:
Download Panduan SIHARKA dan Download Formulir Excel SIHARKA dan Download Surat Edaran MenPan

Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia pada tahun 2015 ini akan mengadakan sensus kepegawaian kembali setelah 12 tahun yang lalu pernah dilakukan. Hal ini didasari oleh masih banyaknya PNS yang belum ikut terdata pada waktu PUPNS tahun 2003.
Ruang lingkup pendataan ulang ini meliputi : 1. Data pokok PNS 2. Data Riwayat pangkat, jabatan, pendidikan, keluarga, dll 3. Data sosial ekonomi PNS (sekaligus untuk LHKPN) 4. Data kompetensi dan potensi PNS
Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan amanah UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN (Aparatur Sipil Negara). Tujuan utamanya, memperoleh data PNS secara akurat, terpercaya, dan terintegrasi sebagai dasar kebutuhan dalam mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN yang mendukung pengelolaan manajemen ASN yang rasional sebagai sumber daya aparatur (SDM) negara.
PNS dituntut untuk mememiliki kepedulian terhadap data masing-masing karena pengisian data dilakukan secara online pada situs web e-PUPNS dengan domain https://pupns.bkn.go.id. Cakupan data tersebut antara lain data pokok pegawai (core data), data riwayat (kepangkatan, pendidikan, jabatan, keluarga), data sosial ekonomi/ kesejahteraan PNS (pendidikan anak, perumahan), self assessment (company and potency individual), dan lain-lain (stakeholder PNS).
Kasubag Kepegawaian Kantor Regional I Badan Kepegawaian Negara, bapak Dwi Haryono, mengimbau kepada seluruh PNS yang ada untuk mengisi dan mengikuti ePUPNS 2015. Sebab, bagi PNS yang tidak mengikuti ePUPNS 2015 akan mendapatkan sanksi, yakni tidak tercatat dalam database ASN Nasional di BKN.”Sebagai konseuensinya kita tidak akan mendapatkan layanan kepagawaian dan dinyatakan berhenti/pensiun,” tandasnya.
Bapak dan ibu dapat mendownload atau membaca materi sosialisasinya dibawah ini:

Referensi: http://man9jkt.kemenag.go.id/835/
1

Berdasarkan hasil survei ECAR Student Study Mobile TIK di tahun 2010, pencarian informasi dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dilakukan oleh peserta didik menempati posisi teratas. Posisi kedua ditempati pada penggunaan TIK untuk mengakses jejaring sosial, disusul mengakses E-Mail, Maps, akses musik, dan lainnya. Dengan akses terhadap informasi yang dilakukan peserta didik, tentu saja proses pembelajaran TIK di abad 21 ini merupakan suatu keharusan. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi landasan kehidupan di abad ke 21. Bimbingan TIK yang dilakukan di sekolah dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu mengantisipasi pesatnya perkembangan teknologi, sehingga peserta didik dapat memanfaatkan TIK dengan baik dan benar sesuai dengan keahliannya.


Di  dalam  pencapaian tujuan  pembelajaran peran TIK menjadi sangat penting bagi guru dan peserta didik dalam mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan informasi dalam rangka untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran. Untuk mewujudkan suasana pembelajaran dan proses pembelajaran aktif, diharapkan guru memanfaatkan berbagai sumber belajar agar potensi peserta didik  dapat  dikembangkan secara  maksimal  untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam rangka untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang mendukung potensi peserta didik dalam pelaksanaan kurikulum, pembelajaran di sekolah perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat mengekplorasi sumber belajar  secara  efektif  dan  efisien dengan  memaksimalkan peran guru TIK dan guru KKPI di sekolah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013, bahwa Guru TIK sebagai guru profesional dalam pelaksanaan kurikulum memiliki  peran  dan  kewajiban  sebagai berikut:
  1. membimbing peserta didik SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat untuk mencari, mengolah, menyiapkan, mendistribusikan, menyajikan, menginformasikan serta memanfaatkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran.
  2. memfasilitasi sesama guru pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah;
  3. memfasilitasi tenaga kependidikan pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat dalam menerapkan dan mengembangkan sistem informasi manajemen sekolah berbasis TIK.

Untuk informasi lebih lanjut dapat mendownload Hand Out Diklat K13 Guru TIK

Banyak sekali kawan-kawan yang bertanya ke saya! tentang Google Apps for Education?
GMAIL? mereka sudah memilikinya. Google Drive? Ada yang sudah memanfaatkannya dan ada juga yang belum memanfaatkannya, hanya baru sekedar kirim dan menerima email saja. Ada beberapa kelebihan GMAIL biasa dengan GMAIL yang sudah Google Apps for Education, yaitu kapasitas GMAIL yang unlimited dan adanya Manajemen akun email untuk Sekolah/Madrasah. Untuk lebih jelasnya dapat bergabung dengan komunitas kami: Google Educators Group (GEG) East Jakarta.


Ada beberapa berita tentang kegunaan atau manfaat Google Apps for Education, salah satunya kampus Amikom :
Sindonews.com - STMIK Amikom Yogyakarta melakukan kerja sama dengan PT Google Indonesia dalam hal koneksi edukasi lingkup perguruan tinggi.
Dengan memanfaatkan Google Apps for Education, koneksi antar mahasiswa dan civitas akademik di Amikom makin efektif.
Pembantu Ketua 1 STMIK Amikom Yogyakarta Ir Rum Muhammad Andri MKom menuturkan, kerja sama yang terjalin itu bagaikan kado luar biasa menyambut ulang tahun Amikom pada 11 Oktober mendatang.  
Sebagai kampus teknologi informasi, Amikom juga ingin terus mengembangkan aplikasi teknologi informasi dalam kesehariannya. 
"Dampak pemakaian Google Apps for Education ini tentu luar biasa efektif dan efisien. Memang tidak beda jauh ketika kita memakai google biasa, namun ini memiliki kelebihan karena mampu mengkoneksikan massa dalam jumlah besar untuk sebuah aktivitas," ujarnya Selasa (8/10/2013). 
Kepada SINDO, Andri menuturkan, dengan aplikasi-aplikasi dalam Google Apps for Education siapapun di Amikom bisa membuat suatu komunitas besar, baik dalam hal pembelajaran maupun kreativitas. Menurutnya, kerja sama tersebut sebenarnya telah dirintis sejakk satu tahun yang lalu. 
"Yang jelas kerja sama ini menjadi suatu keuntungan bagi kami karena server langsung dikelola oleh pihak Google sehingga masalah seperti keamanan sudah tidak perlu kami pikirkan karena sudah terjamin. Bayangkan berapa lama dan besarnya biaya yang harus kami keluarkan jika harus membuat dan menyediakan server untuk bisa membuat komunitas sebesar ini," tuturnya. 
Komunitas besar dalam kampus Amikom mampu terbentuk karena account perorangan Amikom telah terintegrasi dengan Google. Hal ini membuat penggunanya cukup memiliki satu account saja namun sudah bisa menjadi identitas di Google maupun Amikom. 
Menurut Program Manager Google untuk Indonesia Pepita Gunawan, berbagai aplikasi yang tersedia mampu menunjang kegiatan mahasiswa, mulai dari kerja kelompok, berkomunikasi dengan beberapa orang sekaligus, hingga menyimpan tugas tanpa perlu alat bantu menyimpan lainnya seperti laptop atau flashdisk. 
"Mulai saat ini tidak akan ada lagi alasan tidak mengumpulkan tugas karena flashdisk ketinggalan atau tidak bisa datang saat belajar kelompok. Semua aktivitas bersama bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun," ujarnya. 
Dalam Google Apps for Education, terdapat beberapa aplikasi seperti Gmail untuk surat menyurat secara online, Hanguot untuk berkomunikasi singkat secara online, Groups untuk membuat komunitas skala besar, Calender sebagai pengingat, Drive untuk menyimpan data-data, Sites untuk membuat situs pribadi maupun kelompok dan Other. Semuanya berjalan real time. 
"Intinya kami ingin memberikan kemudahan bagi siapapun memperoleh informasi termasuk berbagi informasi. Harapannya tentu mampu membuat generasi Indonesia menjadi lebih unggul dalam edukasi maupun teknologi," imbuhnya.
(lns)
Selain berita diatas ada beberapa berita tentang Penerapan Google Apps for Eduction di dunia pendidikan:
  1. Unpad Sediakan Fasilitas Google Apps for Education untuk Civitas Unpad
  2. Manfaat GAFE Bagi Civitas Academica UIN Jakarta
  3. Universitas Mercu Buana menerapkan TA Online dengan GAfE
  4. Universitas Pendidikan Indonesia bekerja sama dengan Google menyajikan Google Apps for Education untuk seluruh civitas Universitas Pendidikan Indonesia
  5. Universitas Negeri Surabaya has finally decided to go Google
  6. Google Apps for Education untuk Universitas Brawijaya
  7. Sosialiasi Google Apps for Education di Universitas Lampung
  8. Launching Google Application Education Untuk Universitas Ahmad Dahlan
  9. Unissula – Google Lanjutkan Kerjasama Pendidikan
  10. Google Apps for Education untuk Jurusan Akuntansi Poliban
  11. Telkom University Bekerjasama dengan Google
  12. Universitas Pembangunan Panca Budi Medan dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaranan Google Apps for Education Workshop 1 Medan. 
  13. Universitas Muhammadiyah Bengkulu: Kolaborasi Aplikasi Pendidikan dari Google dan UMB
  14. IPB Goes to Google Apps
  15. Universitas Negeri Malang (UM) launcing  e-office dan Google Apps for Education 
Dari beberapa berita diatas, mungkin dapat menambah pengetahuan tentang manfaat GAfE bagi dunia pendidikan. Diatas belum saya sebutkan untuk sekolah/madrasah, semuanya adalah Universitas atau Sekolah Tinggi, tetapi sekarang sudah banyak sekolah atau madrasah yang menerapkan Google Apps for Education. Contohnya: MAN 9 Jakarta yang sudah menerapkan Google Apps sejak tahun 2008 lalu.

Ada yang mau tambahkan lagi Link berita Google Apps for Education di sekolah atau madrasah?

Jakarta, 04 Juni 2015. Ratusan guru sekolah dan madrasah belajar, berbagi, dan menginspirasi dalam kegiatan EdTech Indonesia Summit 2015 di Gedung Kemendikbud, Senaya Jakarta. Acara ini digagas oleh “Kesekolah.com dan Cisco Education”. Kegiatan ini dilaksanakan dari pukul 07.00 sampai 17.00 WIB.

Pendidikan abad 21 : Perspektif & Pelaksana
Panel diskusi yang diisi oleh pemateri dari Kemendikbud, Disdik DKI dan para Akademisi mencoba menjawab 21st Century Learning yang terus menjadi isu pendidikan global setiap tahun. Hal ini menyebabkan tuntutan yang tidak dapat dihindari keterampilan abad ke-21 khususnya bidang Teknologi Pendidikan.

“Pelajaran yang penting menurut kita belum tentu dianggap penting buat anak, tugas kita memancing anak.”, papar akademisi lebih lanjut di zaman IPTEK ini yang diperlukan ialah problem solving, team working and communication tidak bisa terlepas salah satu.
Kehadiran “Edtech” di Indonesia merupakan awal yang bagus karena akan banyak masukan “global” untuk perkembanganan dunia pendidikan sekaligus menjawab pertanyaan bagaimana Pendidik menjawab tantangan tersebut ?

Presentasi #EdTech
Paparan teknologi pendidikan yang disamapaikan serta materinya antara lain :
  1. Cisco => Education cloud dan CiscoMeraki (Marcus Lim_Director Cisco Education) Teknologi pembelajaran berbasis dunia maya serta penggunaan internet yang safety dan terkontrol. Trend in education (little ability to personalise, classtime not engaging a student and efficiency)
  2. Google => Apps untuk Pendidikan dan Infrastruktur Sekolah dan How to make your classroom more interesting with Google ? Pepita Gunawan  (Education Go Digital Lead for Indonesia, Google) & Catur Yoga M (Guru TIK MAN 9 Jakarta / Pemimpin Google Educators Group (GEG) Jakarta Timur) & Bambang Hermanto (IT Head Insan Cendekia Madani). Aplikasi Google untuk dunia pendidikan berupa perangkat office yang bisa digunakan berkolaborasi dengan pengguna lain. Pengenalan Google Classroom pembelajaran dan pemberian tugas yang bisa langsung digunakan online serta penilaiannya secara otomatis.
  3. Launching TeacherHub (Lie Hardy). Pembukaan teacher hub menu yang bisa mengkolaborasikan guru seluruh Indonesia untuk berbagi dari portal : kesekolah.com
  4. Solution tour : Classroom ^& Infrastuktur talk. Pengenalan aneka konten Teknologi Pendidikan dari masing-masing kemitraan
  5. Student Voice : Students, Inspiration and Technology (Students). Pendapat siswa tentang Pelajaran terkait TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
  6. Case Study : Re-Designing Schools Infrastucture (Akademisi Binus University). Desain infrastruktur yang digunakan di Universitas secara efektif.
Semua merupakan paparan pendukung teknologi pendidikan untuk pembelajaran kolaboratif dengan dukungan infrastruktur yang aman , yang bertujuan untuk kinerja pendidikan yang lebih tinggi.

Tujuan akhirnya adalah Pendidikan dan Generasi Indonesia yang lebih baik.





Gabung bersama kami di Google Educators Group (GEG) East Jakarta:


Sumber: Blog Mas Indra

MKRdezign

{facebook#http://www.facebook.com/c47ur1980} {twitter#http://twitter.com/c47ur1980} {google-plus#http://plus.google.com/u/0/+CaturYogaMeiningdiasoke} {pinterest#http://www.pinterest.com/c47ur1980} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UCuK3oOO6zZmaOfbh3kw63pw} {instagram#https://www.instagram.com/caturyogam/}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar tema oleh enjoynz. Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget