Latest Post

Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillah akhirnya kami TIM Edutech Madrasah telah melaksanakan tugas dengan baik di Kegiatan Workshop Elearning Bagi Guru Madrasah yang dapat dilihat informasinya di: http://edutech.madrasah.id/. Kegiatan dilakukan secara online selama 1 minggu dimulai pada tanggal 28 Maret 2020 sampai dengan tanggal 31 Maret 2020, pserta yang mendaftar berjumlah 4359 guru, yang diterima mengikuti kegiatan berjumlah 2500 guru dan yang lulus setelah mengikuti kegiatan 1019 guru. 

Adapun Narasumber sekaligus Koordinator pada kegiatan ini, yaitu:
Angkatan 1: Okdafid
Angkatan 2: Fahrul Tajudin
Angkatan 3: Ace Syarifudin
Angkatan 4: Aef Saefudin
Angkatan 5: Sukanda
Angkatan 6: Syahabudin
Angkatan 7: Fathurrahman
Angkatan 8: Evi Mutawasit
Angkatan 9: Ade Rohman
Angkatan 10: Catur Yoga Meiningdias

berikut kami lampirkan peserta yang dinyakatan lulus oleh Narasumber/Kordinator WAG per Angkatan:

Laporan PISA 2018 ini menyajikan survei internasional yang komprehensif dan ketat tentang pengetahuan, keterampilan, dan kesejahteraan siswa yang mencakup membaca, matematika dan sains, dengan fokus utama pada literasi membaca, ditambah evaluasi kompetensi global siswa - kemampuan mereka untuk memahami dan menghargai perspektif dan pandangan dunia orang lain. Literasi keuangan juga ditawarkan sebagai penilaian opsional. Peringkat dan capaian nilai Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia pada 2018 rata-ratanya adalah 371 untuk Reading, 379 untuk Matematika dan 396 untuk Sains. 

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara membaca dan makna dari hasil PISA 2018 tersebut ?

Jika guru ingin melihat apakah siswa yang diajarnya telah memenuhi atau mencapai standar maka guru akan melakukan penilaian harian, ketika sekolah ingin melihat apakah guru dan siswa berada dalam track yang benar dalam proses pembelajaran maka dapat dilihat melalui Penilaian Akhir Semester dan Ujian Sekolah, ketika pemerintah ingin melihat capaian pendidikan diseluruh wilayah negara Indonesia maka pemerintah melakukan pemetaan dengan instrumen yang bernama Ujian Nasional.

PISA pun dapat dianalogikan seperti diatas, yakni untuk mengetahui posisi pendidikan Indonesia dalam pergaulan internasional melaui instrumen PISA yang merupakan program dari OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development’s) dipilih untuk melakukan standarisasi.

Bisakah kita mengabaikan PISA sebagai salah satu Instrumen untuk melihat kondisi pendidikan kita ? Jawabnya tentu boleh-boleh saja, terlebih jika biaya untuk melakukan assesment semacam PISA ini cukup besar namun tidak cukup signifikan berdampak bagi perubahan pendidikan di Indonesia. Mungkin ada baiknya Indonesia melakukan semacam moratorium dengan tidak mengikuti assesment tersebut (PISA) sampai kita yakin dapat secara signifikan memperbaiki dan meningkatkan hasilnya. 

Untuk memperbaiki hasil / peringkat PISA maka perbaiki dulu proses pembelajarannya secara masif. Jika guru dalam menguji ketercapaian kompetensi dasar siswa, mengacu kepada KI dan KD, Pemerintah dalam menguji ketercapaian kompetensi siswa secara nasional mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), maka untuk international tentu ada standar-standar yang harus kita perhatikan dan adaptasikan juga secara serius sebelum kita mengikuti Assesment International, jika tidak maka sama saja kita "berperang" tanpa persiapan yang cukup.

Sebut saja salah satu standard international yakni "ISTE Standard for Students 2016", ada baiknya standard tersebut kita adaptasi dan integrasikan kedalam proses pembelajaran di kelas, barulah kita bertanding kembali dalam PISA assesment. Disisi lain ketika saat ini kita lagi "booming" dengan "STEM" dunia sudah melangkah cukup jauh dengan "STEAM"nya, dan bahkan melompat lebih jauh lagi dengan "Computational Thinking"nya. Ruang-ruang kelas kita harus dibenahi terlebih dulu.

Ada baiknya UN dan AKSI digabungkan sebagai pemetaan mutu pendidikan, hingga ketika hasilnya sudah cukup memuaskan barulah kembali kita mengikuti assesment semacam PISA.

Hasil PISA 2018 Volume I - (3 Desember 2019)

Hasil PISA 2018 Volume II - (3 Desember 2019)

Hasil PISA 2018 Volume III - (3 Desember 2019)


Sumber Ketua Umum AGTIFINDO:
Fathur Rachim
Computational Thinker

Jakarta, 30 September 2019. Alhamdulillah guru Informatika MAN 9 Jakarta dianugerahi juara ke-2 Guru Berprestasi tahun 2019 tingkat Madrasah Aliyah Kementerian Agama Prov. DKI Jakarta. 

Berawal dari keinginan kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 9 Jakarta, saya diminta maju untuk mengikuti seleksi guru berprestasi tingkat Kanwil Kementerian Agama Prov. DKI Jakarta, sebagai bawahan saya ikut permintaan pimpinan, cepatnya pengumuman informasi seleksi untuk pengumpulan berkas dan pembuatan presentasi selama 2 hari (Sabtu dan Minggu) membuat saya gelisah dan takut tidak dapat mengikuti permintaan pimpinan.

Alhamudillah saat itu saya dalam keadaan sakit, tapi masih bisa mengumpulkan berkas yang ada saja (dirumah Karawang), sedangkan berkas banyak diruang laboratorium komputer MAN 9 Jakarta. Bagi saya ikut partisipasi sudah cukup untuk memenuhi keinginan kepala, tak menang tidak apa, karena keadaan saya yang masih sakit dan jarak Karawang dan Jakarta yang jauh tidak bisa bolak balik untuk mencari berkas.

Hari Senin sampai Selasa, 19-20 Agustus 2019 di Aula MAN 9 Jakarta semua berkas dikumpulkan dan peserta guru Prestasi mengikuti ujian tertulis, wawanacara dan presentasi. Alhamdulillah dari hasil itu semua saya mendapatkan Juara ke-2 anugerah guru berprestasi tingkat Madrasah Aliyah Prov. DKI Jakarta.

Alhamdulillah.

Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (Program PKP)  merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). Program ini merupakan bagian dari program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan keprofesiannya. Pada Program PKB terdahulu yang dikembangkan oleh Ditjen GTK sebelumnya, yang didasarkan pada hasil Uji Kompetensi Guru, berfokus pada peningkatan kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogi dan profesional. Sedangkan Program PKP lebih berfokus pada upaya mencerdaskan siswa melalui pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Adapun Modul PKP Infromatika adalah sebagai berikut :

1. Aplikasi Perkantoran (download)
2. Berfikir Komputasi (download) (Rujukan Utama)
3. Dasar-Dasar Pemrograman (download)
4. Design Proyek (download)
5. HAKI & UU ITE (download)
6. Jaringan Komputer Dasar (download)
7. Manajemen Data (download)
8. Masyarakat Digital (download)
9. Pemrograman Berorientasi Objek(download)
10. Sistem Komputer (download)
11. Topologi dan Keamanan Jaringan (download)
12. Visualisasi Data (download)
Sumber : Bahan Pelatihan Guru Mapel Informatika - LPPPTK KPTK Gowa

Sumber: http://www.fathur.web.id/2019/09/informatika-pkp-berbasis-zonasi-2019.html?m=1

Karawang-Jawa Barat. Kegiatan Workshop Pendahuluan Tentang Keamanan Cyber yang diselenggarakan oleh EduTech Madrasah Indonesia telah selesai dilaksanakan, kegiatan ini selama 21 Aug - 09 Sep 2019 dengan jumlah peserta 72 guru yang tergabung dalam Edutech Madrasah.

Seperti yang dinyatakan dalam judul kursus, fokus kursus ini adalah untuk mempelajari bidang keamanan cyber. Dalam kursus ini, Anda akan melakukan hal berikut:
  1. Mempelajari dasar-dasar perilaku online yang aman.
  2. Mempelajari tentang berbagai jenis malware dan serangan, serta cara organisasi melindungi diri dari serangan tersebut.
  3. Mempelajari pilihan karier dalam bidang keamanan cyber.

Di akhir kursus ini, Anda akan lebih memahami perilaku online yang aman, kemungkinan konsekuensi serangan cyber, dan kemungkinan pilihan karier dalam bidang keamanan cyber.

Komunikasi kegiatan menggunakan WhatsApp.

Peserta yang dinyatakan lulus workshop berjumlah 54 guru, yaitu:
1 Ade Rohman
2 Edi Santoso
3 WULAN SETIYANA
4 Ridwan Mayar
5 Muntamah SAg
6 Jumati Rahayu
7 Sinta Rosanti
8 Muhammad Nirwan
9 Wahyu Irvana
10 Ahmad Haryadhi
11 Wahyu Sulaiman
12 Syahabudin Syahabudin
13 Nur Muslikhin
14 MOH AMIR MAHMUD
15 Fahrul Tajudin
16 Yudi Setiawan
17 Sri Wahyuni
18 Ace Syaripudin
19 Dzakirul Husni
20 Muhammad Munawar
21 Zamrani Aziz
22 Endang Putri Utama
23 Anang Rustaman
24 Widodo Dodo
25 Muhajir , M.Pd.
26 Moh Noor Ronji
27 Nafian Nugroho Yulianto
28 Rusmal Kahvi
29 Fery Ahmad Baehaqi
30 Rudi Rahman Ginanjar
31 Muslimin Yeni
32 Harun Harun
33 KRISNA MURTI
34 Aries Purnama Wangge
35 Wawan Kurniawan
36 Abdul Mupid
37 Muhammad Masduqi
38 Yusuf Fathoni
39 Husain Yapono
40 ruslan abdulgani
41 Asep Gunawan Yudhistira
42 Sukanda S.Pd
43 Mahmudin Mudin
44 BAMBANG SUGIARTO
45 Faizul Fuad
46 M. Ilham Wahyudi
47 MASYKU S.Pd.I
48 Munawir Abd. Muis
49 MOHAMAD FAUZI
50 Fathurrahman, S. Pd.
51 Zainal Muttaqin
52 SY ROCHMAT ABDUL AZIZ
53 Evi Mutawasit
54 Arini Hasanah

dan yang tidak dinyatakan lulus, yaitu:
1 Dafid Ok
2 Achmad Syaroni
3 Ahmad Rizqy
4 Amiruddin Amiruddin
5 ilyas habibi
6 Sahri Irhas
7 Ilham Sayuti
8 Mohammad Zainuri
9 Irna Wati
10 Aep Saepudin
11 Tedi S.Pd.
12 Sablis Salam
13 Ade Suherman
14 Suli Kan
15 Rivon Heru Cahyono
16 Muhasar Achank
17 Muhamad Saripudin
18 sarif saifudin

Alhamdulillah, kegiatan telah berakhir.

Alhamdulillah, kegiatan telah berakhir. 

Bekasi-Jawa Barat. Alhamdulillah Catur Yoga Meiningdias, Ketua Edutech Madrasah Indonesia mendapatkan undangan dari Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta (Balai Litbang Agama Jakarta) untuk mempresentasikan Best Practice Madrasah Digital di Madrasah tempat ketua Edutech Madrasah mengajar, yaitu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 9 Jakarta, dan pengalamannya dengan materi Transformasi Digital. 

Beberapa Madrasah dari Jakarta, Jawa Barat dan Banten diundang sebagai peserta, sedangkan narasumber yang diundang ialah: DRImam Bukhori ( Kasi Pengembangan Kurikulum dan Evaluasi Direktorat KSKK ( Kurikulum Sarana Kesiswaan dan Kelembagaan), Catur Yoga Meiningdias (Guru TIK MAN 9 Jakarta/Ketua Umum Edutech Madrasah), dan Tras Rustamaji (Kepala Sekolah Madrasah Internasional TechnoNatura) dalam Kegiatan Pembahasan Draft Awal Ke-1 Penyusunan Panduan Peneyelenggaraan Madrasah Digital.

Jakarta (MGMP Informatika MA DKI Jakarta) -- Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Nur Pawaidudin didampingi oleh Kepala Seksi Kurikulum dan Evaluasi Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Arief Maulana, membuka kegiatan Inovasi Pengembangan Kurikulum Madrasah (Sosialiasi Mata Pelajaran Informatika di Madrasah), yang dihadiri oleh 6 Pengawas Madarasah, 22 Kepala MAN, 42 Kepala MTsN,  12 Kepala Madrasah Swasta dan guru Informatika pada setiap Madrasah tersebut, bertempat di Aula Aula Jayakarta Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta, Jum'at (28/06).

Narasumber kegiatan ini Indra Charismiadji Pakar Pendidikan Abad 21, mengatakan bahwa mata pelajaran Informatika tidak sama dengan mata pelajaran TIK, Informatika sangat berbeda dengan TIK, perbedaannya antara lain, 1. di Informatika peserta didik itu di dorong untuk memecahkan masalah (Problem Solving) dan Problem Base Learning. Sedangkan di TIK peserta didik diajarkan caranya menggunakan perangkat keras, perangkat lunak. 2. di Informatika mendorong siswa untuk mencipta, sedangkan di TIK peserta didik didorong menjadi pengguna. Pada TIK titik beratnya dikemampuan penggunaan Teknologinya, sedangkan pada Informatika titik beratnya pada kemampuan manusia. 3. di Informatika akan mengintergrasikan  ilmu Science, Teknologi, Rekayasa (Engginering), Seni dan Matematika menjadi satu. Sedangkan di TIK memberikan pegetahuan. 4. di Informatika digunakan oleh siapapun dan kapan pun, sedangkan TIK digunakan cenderung oleh mereka yang berminat dengan teknologi.

"Computer Science sudah menjadi kurikulum di banyak negara lain. Indonesia siap untuk menyambut kurikulum Computer Science yang akan hadir dalam bentuk mata pelajaran Informatika," katanya.

Menurutnya, informatika akan mengajarkan anak untuk menjadi pencipta dalam artian mereka mampu menciptakan solusi atas permasalahan yang mereka temukan.

"Yang harus disiapkan pemerintah adalah bagaimana mendesain program ini ke depan. Dan, harus diingat Informatika bukan mengajarkam anak jadi programmer komputer. Tujuan utamanya adalah menjadikan anak berpikir HOTS," tegas Indra.

Ketua MGMP Informatika MA DKI Jakarta Catur Yoga Meiningdias, setelah kegiatan ini  selesai, mengadakan rapat kecil dengan beberapa guru TIK/Informatika yang hadir, untuk memastikan kegiatan berikutnya, yaitu pembuatan Perangkat Administrasi dan Media Pembelajaran Informatika  kelas 10 tahun pelajaran 2019-2020. Semoga implementasi Informatika di Madrasah Aliyah Negeri DKI Jakarta berjalan lancar dengan baik. Selamat datang Informatika di Madrasah.

Materi Sosialisasi Informatika Narasumber Indra Charismiadji:


DOWNLOAD PRESENTASI
Download Album Foto Kegiatan

MKRdezign

{facebook#http://www.facebook.com/c47ur1980} {twitter#http://twitter.com/c47ur1980} {google-plus#http://plus.google.com/u/0/+CaturYogaMeiningdiasoke} {pinterest#http://www.pinterest.com/c47ur1980} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UCuK3oOO6zZmaOfbh3kw63pw} {instagram#https://www.instagram.com/caturyogam/}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar tema oleh enjoynz. Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget