Penelitian Tindakan Kelas (PTK)-Kriteria Keberhasilan
Keberhasilan penelitian tindakan berbeda dengan penelitian lainnya yang didasarkan pada seberapa baik metodologi yang digunakan dan seberapa besar hasil penelitian itu dapat dipercaya. Khusus pada penelitian tindakan, keberhasilannya selain dilihat dari dua hal di atas, juga memperhatikan tingkat keefektifan tindakan yang dilakukan dalam meningkatkan kondisi tertentu sebagai variabel dampaknya.
Untuk menentukan bahwa perlakukan yang digunakan itu efektif dan memiliki dampak terhadap perubahan variabel lainnya maka harus ditentukan standar atau patokan yang membatasi bahwa perlakuan itu telah berhasil. Secara pasti tidak ada pembatasan mutlak untuk mengukur keberhasilan sebuah PTK, akan tetapi pada umumnya pembatasan ini minimal 60 % baik dari skor yang harus dicapai maupun besaran jumlah responden sebagai subyek penelitian.
Penentuan standar atau patokan keberhasilan dalam PTK ditentukan oleh peneliti itu sendiri dengan memperhatikan kondisi dan kemampuan subyek penelitian. Apabila subyek penelitian memiliki kemampuan yang cukup baik maka sangat memungkinkan patokan keberhasilannya dibuat lebih dari 60 %, akan tetapi jika sebaliknya, maka cukup dipatok 60 %. Contoh : ……” PTK ini dikatakan berhasil apabila siswa telah mencapai skor KKM minimal 70 dengan jumlah minimal 75 % dari total siswa…..”.
INSTRUMEN DAN PENGOLAHAN DATA
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen dalam penelitian dapat berupa tes dan non tes. Instrumen berupa tes dibuat untuk mengukur kemampuan atau keterampilan tertentu. Tes ini dapat berupa tes lisan, tes tertulis ataupun tes performance tergantung pada jenis kemampuan atau keterampilan apa yang diinginkan. Sedangkan instrumen jenis non tes diantaranya sebagai berikut:
a. Observasi langsung
Pengamatan data dengan observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan terjun langsung kedalam obyek penelitian. Oberservasi ini dapat dilakukan dengan cara terlibat dan beraktivitas bersama-sama dengan obyek yang diteliti atau hanya sebagai pengamat saja.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka. Teknik ini bisa terstruktur dengan item-item pertanyaan yang telah disiapkan ataupun wawancara bebas.
c. Daftar pertanyaan
Daftar pertanyaan (kuesioner) adalah seperangkat pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian. Bentuk kuesioner ini bisa berbentuk tertutup artinya pilihan jawaban sudah disediakan peneliti, atau terbuka berupa pertanyaan essey, atau semi terbuka artinya pilihan jawaban sudah disiapkan akan tetapi diberikan jawaban kosong yang disediakan bilamana responden merasa tidak ada yang cocok dengan jawaban yang telah disediakan.
d. Catatan lapangan
Catatan lapangan dilakukan untuk mengetahui kejadian-kejadian, fakta, dan interaksi yang terjadi di kelas selama dilakukan proses pebelajaran. Instrumen yang digunakannya adalah lembar catatan sesuai dengan jenis datanya.
Menentukan instrumen pengumpul data harus memperhatikan variabel yang akan diukur. Kalau variabel yang akan diukur ada dua maka setidaknya kta membutuhkan 2 instrumen. Untuk memudahkan merancang instrumen pengumpul data maka buatlah matriks identifikasi seperti berikut.
VARIABEL | METODE PENGUMPUL DATA | INSTRUMEN PENGUMUL DATA |
Keretampilan menangkap isi teks | Tes tulis | Soal |
Suasana belajar | Pengamatan, wawancara, | Tabel pengamatan, anecdotal record(catatan hal-hal penting), daftar pertanyaan lisan, kamera. |
Teknik analisis dan penafsiran data
Analisis dan penafsiran data merupakan bagian yang penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis dan penafsiran data tersebut, maka data yang dihasilkan dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah-masalah yang diteliti. Data yang diperoleh dari lapangan akan tidak bermakna bahkan sia-sia jika tidak dilakukan analisis dan penafsiran mendalam sehingga mampu memberikan penjelasan bahkan prediksi terhadap apa yang akan terjadi.
Teknik analisis data adalah penjelasan tentang tata cara dan perangkat statistik yang digunakan menganalisis data penelitian, apakah berbentuk deskriptif, komparatif, atau asosiatif.
Teknik analisis deskriptif dilakukan untuk membuat gambaran suatu obyek penelitian secara mendetil dan akurat sehingga memberikan makna yang jelas atas dari yang didapatkan dari lapangan. Oleh karena itu, dalam teknik ini perlu dijelaskan bagaimana peneliti akan menyajikan data yang dihasilkan dari lapangan, apakah dengan kategorisasi, persentase atau klasifikasi lainnya.
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk mengolah data yang didapatkan dari lapangan. Secara umum ada dua macam analisis data yaitu:
a. Data kualitatif
Analisis data kualitatif dengan cara membuat klasifikasi, pengelompokkan dan penafsiran data yang diperoleh.
b. Data kuantitatif
Analisis data kuantitatif yang diperoleh dari lapangan dengan menggunakan rumus persen yaitu skor perolehan dibagi skor ideal dikalikan 100 sehingga diketahui sebaran data yang rendah, sedang dan tinggi.
Setelah data dianalisis baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dengan menggunakan statistik, maka perlu dijelaskan secara seksama melalui tafsir dan uraian tentang apa makna dibalik data yang ditemukan. Lebih baik lagi jika dalam penafsiran data diberikan penguatan dengan menjelaskan dukungan teori sebagai pisau analisis yang mengkaji temuan hasil penelitian sehingga apa yang telah didapatkan dari lapangan secara empirik dapat dibuktikan pula secara teoritik. Jika demikian, maka hasil penelitian dapat memberikan arti bagi kehidupan sesuai dengan fokus dan lokusnya yang kemudian bisa digunakan dalam pengambilan keputusan, penetapan kebijakan dan pemecahan masalah lainnya.